Log porositas adalah suatu log yang digunakan untuk menentukan lithology di sekitar lubang bor. Log porositas terdiri dari beberapa jenis log seperti log densitas, log neutron, dan log sonik. Log densitas dan log neutron menggunakan perhitungan nuklir sementara log sonic menggunakan perhitungan akustik (Asquith, 2004).

1. Log Densitas (DPHI)

Log density merupakan log yang mengukur densitas batuan disepanjang lubang bor dinyatakan dalam gr / cc.. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matrix batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron sangat efektif untuk mendeteksi adanya hidrokarbon.

Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric Effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay. Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan.

Batuan terbentuk dari butiran mineral-mineral yang tersusun dari atom-atom yang terdiri dari proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron-electron dalam batuan, sehingga mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi yang kembali (setelah mengalami benturan) akan diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel pada dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang kembali maka makin banyak electron-electron dalam batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral penyusun batuan per satuan volume.

Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari :
  1. Densitas matriks batuan
  2. Porositas batuan
  3. Densitas kandungan yang ada dalam batuan 

2. Log Neutron (NPHI)

Pengukuran Neutron Porosity pada evaluasi formasi ditujukan untuk mengukur indeks hydrogen yang terdapat pada formasi batuan. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap Kurva ՓN (Netron Porosity), yaitu :
  1. Shale / clay
  2. Kekompakan batuan
  3. Kandungan air asin / tawar
  4. Kandungan minyak Kandungan gas

Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka semakin banyak hidrokarbon yang terkandung. Penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat bermanfaat untuk mendeteksi zona gas dalam reservoir. Zona gas ditunjukkan dengan ‘cross-over’ antara neutron dan density seperti dibawah ini:

Coba perhatikan gambar yang saya beri kotak di atas. Perhatikan bagian yang berwarna kuning, bagian itulah yang dinamakan dengan cross-over (klik 2x untuk memperbesar gambar). Dimana log neutron (TNPH) pembacaannya lebih rendah dibandingkan dengan log densitas (DPHI/RHOB). Sayangnya log tersebut tidak terlalu jelas menampilkan cross-overnya dikarenakan zona tersebut memang bukan zona berpotensi.

3. Log Sonic (DT)

Log sonik merupakan log porositas yang mengukur lamanya waktu (interval transit time / Δt) yang diperlukan gelombang suara kompresional untuk menempuh jarak satu kaki dalam suatu formasi (Schlumberger, 1989). Log sonic digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana pada log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver. Makin tinggi harga Dt pada log sonic makin besar harga porositas batuan.

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments