Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang memanfaatkan sifat pemantulan gelombang elastik untuk mengobservasi objek bawah permukaan bumi. Setiap gelombang yang diterima oleh alat perekam membawa informasi sifat fisik batuan yang dilaluinya. Sehingga setiap perlapisan batuan pasti mempunyai mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda, baik itu densitas (𝜌) maupun cepat rambat gelombangnya (v). Hubungan antara kecepatan dengan densitas batuan dijelaskan oleh persamaan impedansi akustik (IA) berikut.

𝐼𝐴 = 𝑣. 𝜌

Kemudian apabila terdapat dua lapisan batuan yang mempunyai perbedaan nilai impedansi akustik, maka akan terjadi refleksi gelombang seismik pada bidang batas antara dua lapisan tersebut. Besar nilai refleksi ini kemudian dinyatakan dalam koefisien refleksi (KR) berikut.

𝐾𝑅 = (πœŒπ‘–+1𝑣𝑖+1−πœŒπ‘–π‘£π‘–) / (πœŒπ‘–+1𝑣𝑖+1+πœŒπ‘–π‘£π‘–)

dengan πœŒπ‘– adalah densitas lapisan i, sedangkan 𝑣𝑖 adalah kecepatan lapisan ke i.

Data seismik yang terekam oleh alat perekam (trace seismik) adalah cerminan dari kontras impedansi akustik pada lapisan batuan. Trace seismik terbentuk dari hasil konvolusi antara koefisien refleksi dengan wavelet. Wavelet secara sederhana dapat dikatakan sebagai gelombang yang merepresentasikan satu reflektor yang terekam oleh alat perekam.

𝑆(𝑑) = π‘Š(𝑑) ∗ 𝐾𝑅(𝑑) + 𝑛(𝑑)

S(t) adalah trace seismik, W(t) wavelet, * adalah notasi konvolusi, KR(t) koefisien
refleksi dan n(t) adalah noise.

Share this:

Related Posts
Newest Post

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments